needdesignpartner

reblog http://weneeddesignpartner.blogspot.com/

you will need designpartner

Posts

Comments

Blogger

Blog Journalist

Connect With Us

Join To Connect With Us

Portfolio

    Posted by: Unknown Posted date: 01.54 / comment : 0




    Pesan komunikasi internasional terdapat dalam diplomasi yang menanggapi berbagai isu global. Pesan tersebut mempunyai tujuan tertentu, sehingga dalam penyampaiannya memperhatikan pertimbangan diplomasi tertentu pula. Komunikasi politik harus intentionally persuasive.[1] itu berarti pesan-pesan yang dikemas harus mengandung tujuan (persuasive) dengan menggunakan kata-kata yang tepat guna memperoleh tanggapan dan respons dari komunikan. Karakteristik pesan dalam komunikasi internasional bersifat padat, singkat, ringkas, sopan, persuasive, dan tidak mengandung bias.

    Political communication is the deliberate passing of a political message by a sender to a receiver with intention of making the receiver behave in a way that might not otherwise have done”.[2] Faktor tujuan dari komunikasi politik adalah penyampaian pesan politik dari komunikator dengan sengaja yang membuat komunikan berperilaku tertentu. Sebelum pesan politik dikonstrukkan untuk disampaikan pada komunikan dengan memengaruhi, terdapat keputusan politik yang dirumuskan dengan pertimbangan mencakup siapa yang sebaiknya menyampaikan pesan, kapan dan dimana, serta situasi dan kondisi seperti apa yang akan diciptakan.[3] Penyampaian pesan seyogyanya mempertimbangkan faktor timing, placing, dan framing.

    KENDALA BAHASA ASING
    Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa komunikatornya. Apabila tidak, keadaan itu bisa menyulitkan komunikator dalam mencapai tujuan komunikasi. Dikarenakan dalam komunikasi internasional penyampaian pesan akan menemui noise pada segi bahasa, karena komunikator berasal dari berbagai bangsa dan budaya yang berbeda. Hambatan dalam berbahasa asing utamanya pada semantika.
    Hambatan semantika dalam komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti:
    1)      Komunikator salah dalam mengucap suatu istilah.
    2)      Adanya perbedaan makna dan pengertian untuk istilah yang sama.
    3)      Adanya pengertian konotatif. Sematik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau kata-kata yang denotatif, yaitu bahasa yang lazim diterima oleh orang-orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama.[4]

    PESAN KOMUNIKASI DALAM ISU INTERNASIONAL
    Komunikasi merupakan pesan terpenting dalam disiplin Hubungan Internasional dan merupakan sebuah teknik dari pelaksanaan kebijakan luar negeri sebuah negara.
    Isu internasional mempunyai karakteristik sebagai berikut.[5]
    1.       Isu tersebut memicu perdebatan dan menarik perhatian para elit Negara atau pembuat keputusan dari berbagai negara atau negara yang terlibat langsung dengan isu yang diperdebatkan.
    2.       Isu tersebut diliput secara luas oleh media massa internasional dan berkelanjutan.
    3.       Isu yang berlanjut tersebut kemudian menjadi obyek kajian, penelitian, dan perdebatan dikalangan para ilmuan, pakar, professional, dan praktisi dalam komunitas internasional.
    Pesan dalam isu global[6] berisikan pesan-pesan sebagai berikut.
    1.       Bangsa dan dunia
    2.       Perang dan damai
    3.       Ketergantungan internasional dan proses transnasional
    4.       Kekuasaan dan kelemahan
    5.       Masyarakat internasional dan politik internasional
    6.       Kebebasan dan ketertindasan
    7.       Resolusi dan stabilitas
    8.       Penduduk, sumber daya, dan lingkungan
    9.       Kekayaan dan kemiskinan
    10.   Persepsi dan ilusi
    11.   Aktivitas dan pasivitas
    12.   Indentitas dan transformasi
    Masalah yang diselesaikan melalui komunikasi internasional bukan hanya masalah hankam. Namun juga meliputi permasalahan kesejahteraan, ekonomi, lingkungan hidup, serta penyusupan ideologi dan budaya. Dewasa ini, permasalahan terorisme juga diangkat sebagai masalah internasional, karena mengancam pertahanan bangsa dan negara.
    Pesan dalam komunikasi internasional juga mencakup berbagai isu global seperti berikut.
    1.       Masalah hegemoni Amerika Serikat
    2.       Demokrasi dan penghargaan HAM
    3.       Fraksionisme dalam hubungan internasional
    4.       Dinamika rivalitas dan solidaritas internasional
    5.       Globalisasi dan liberalisasi ekonomi
    6.       Konservasi lingkungan hidup
    7.       Serbuan budaya pop dan konsumerisme
    8.       Berbagai konflik internasional yang masih berkecamuk.
    Dunia masih ramai membicarakan konflik, penindasan, dan peperangan. Penindasan yang paling halus adalah neo-colonialism yang dipimpin elit neo-liberalis yang mendominasi aras keputusan yang dibuat di negara-negara maju.

    PESAN-PESAN NEGARA BERKEMBANG
    Pesan Negara berkembang dalam beberapa forum gencar membicarakan sebagai berikut.
    1.       Pertahanan dan Keamanan Nasional
    Persaingan antar Negara yang tidak sehat memicu permasalahan yang melahirkan opsi damai atau perang. Untuk mengatasinya diperlukan komunikator selaku mediator yang mampu  merekatkan jarak perbedaan pandangan antar Negara bersangkutan.
    Di era Soekarno, diplomasi Indonesia mampu menyatukan Asia dan Afrika. Pada masa Soeharto, diplomasi Indonesia juga mampu menyatukan Asia Tenggara. Ini bukti Indonesia mempunyai pengaruh besar dalam komunikasi internasionalnya.
    Ancaman terbesar saat ini adalah masalah hankam yang bersumber dari bencana nuklir. Memang sejak perang dingin selesai ancaman perang mereda, namun ancaman bencana belum bisa diatasi. Oleh karena itu, Indonesia yang notabene adalah Negara Anti Nuklir dengan Negara-negara anti nuklir lainnya dalam forum internasional menekankan perlunya pelucutan nuklir dan senjata pemusnah yang lain.
    Pertahanan dan keamanan internasional tidak akan bertahan apabila konsepsi pertahanan internasional diperluas seperti konflik etnis, intoleransi beragama, rasionalisme baru, makro nasionalisme, terorisme internasional, termasuk terorisme narkotik yang diskenario oleh Negara-negara besar.

    2.       Kekuasaan dan Kelemahan
    Jika politik internasional diartikan sebagai The Struggle of Power, setidaknya ada lebih dari dua Negara yang memperebutkan kekuasaan. Namun tidak selamanya Negara dunia memiliki keterlibatan yang sama dalam politik internasional.
    Kekuatan Negara dalam mempengaruhi Negara lain dibagi menjadi lima kategori[7], yaitu super power, great power, middle power, small power, dan micro power. Namun kenyataan peran small power dan micro power dalam politik sangat rendah daripada super power yang sangat tinggi. Faktanya peran super power dan great power selalu ditunjukkan kepada Negara middle power dan small power melalui aliansi antara super power dan great power.

    3.       Kerjasama Ekonomi dan Blok Ekonomi Internasional
    Perubahan zaman memberi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi, namun hanya dilakukan oleh Negara maju yang mendapat manfaat dan keuntungannya. Ini diwujudkan dengan pembuatan kebijakan-kebijakan, lembaga-lembaga, dan struktur yang diterjemahkan dalam barang dan jasa.
    Persaingan kepentingan ekonomi menjadikan gerakan serta membentuk blok-blok antar Negara, seperti blok Negara maju dengan blok Negara berkembang.
    Adanya kemajuan dalam bidang politik, informasi, dan teknologi telah memberi dampak positif pada perkembangan ekonomi. Namun kenyataan hanya Negara maju yang mampu memanfaatkannya. Dari inilah muncul masalah perekonomian berupa ketidakseimbangan financial dan defisit neraca peprdagangan Negara maju dan berkembang. Karena alasan tersebut Negara berkembang bergabung dalam G-77 untuk mendesak PBB untuk mengatasi permasalahan perekonomian yang ada. Jika PBB tidak mau, G-77 akan bertindak dengan berpartisipasi dalam perekonomian global.

    4.       Diplomasi atau Perang
    Masyarakat internasional dewasa ini tidak hanya hidup dengan travail detente, tetapi juga dengan “perang suci” seperti dialami dikawasan Timur  Tengah dan Asia Selatan. Sementara itu, Asia Tenggara  tetap memelihara dan meningkatkan solidaritas serta memacu semangat efisiensi dan produktivitas dalam krja sama regional.[8]
    Komunikasi dalam betuk peperangan dan penindasan hanya pantas muncul dalam pikiran para pemimpin busuk di Serbia, Etiopia, dan Israel yang sejak dulu hingga sekarang masi ingin terus mengobarkan api peperangan.
    Mereka yang serius menganggap perluasan kemampuan komunikasi internasional sebagai langkah maju yang positif perlu memikirkan masalah kesetaraan derajat dalam pergaulan internasional dan bersedia berkomunikasi dengan memanfaatkan saluran-saluran komunikasi yang tebuka serta meningkatkan aplikasi media untuk menjamin bahwa manusaia dan bersedia secara lebih baik untuk mewujudkan perdamaiaan, dan memelihara sikap saling pengertian.
    Masih ada beberapa negara yang masih cenderung mempergunakan kekuatan senjata dalam menyelesaiakan perselisihan dan berbagai masalah internasional lainnya. Sejak berakhirnya Perang Dunia II hingga hari ini, tercatat tidak kurang dari 50 kali perang untuk menyelesaikan masalah antar negara di dunia, kini masyarakat internasional masih dihantui oleh bayang-bayang peran masa depan yang sulit diperkirakan.
    Untuk meyakinkan perlunya persahabatan internasional, diperlukan pesan-pesan empatik melalui saluran yang punya pengaruh kuat dan dukungan perangkat canggih.

    5.       Konteks Kontemporer dalam Komunikasi Internasional
    Konteks kontemporer dalam komunikasi internasional lebih merupakan setting situasi dan kondisi masa kini yang ikut mempengaruhi komunikasi internasional. Konteks yang muncul dewasa ini berupa tantangan Amerika Serikat sebagai Negara adidaya di dunia.
    Teori menyebutkan bahwa setiap pihak yang terancam cenderung menempuh upaya perlawanan baik secara kolektif atau bersama-sama untuk mempertahankan diri dari pihak pengancam.[9] Dengan tampilnya Negara adidaya Amerika Serikat dengan segala aspek terjang unilateralnya menimbulkan kelompok penantang baru seperti kekuatan Uni Eropa, China, Amerika Latin, dan berbagai kekuatan kawasan lain yang bersaing untuk memperebutkan wilayah pengaruh internasional baik melalui jalur politik maupun ekonomi.
    Komunikasi internasional yang dilakukan dengan diplomasi atau dalam bentuk peperangan menunjukkan kecenderungan ditempuhnya tindakan preemptif (penyerangan terlebih dahulu) oleh pihak yang lebih kuat yang disusul dengan kooptasi yang berujung dengan pertundukan Negara lain.
    Dengan demikian konteks kontemporer komunikasi internasional akan selalu diahdapkan dengan agenda internasional Negara kuat atau Negara besar seperti yang tampak pada operasi-operasi militer dan globalisasi dunia. Globalisasi secara tidak langsung membuka kesempatan untuk memperoleh keuntungan, namun juga bisa dijadikan perangkap oleh Negara kuat untuk mengebiri Negara-negara lemah melalui berbagai jalur liberasi dengan tujuan mengekang pertumbuhan kekuatan dan kemajuan ekonomi.
    Secara spesifik, komunikasi internasional berkaitan dengan tujuan, strategi dan organisasi. Dewasa ini komunikasi internasional dituntut untuk dapat mengatasi krisis internasional dan mewujudkan perdamaian dunia dan kerjasama bagi kesejahteraan internasional. Dengan ini komunikasi internasional terus ditempuh dengan mengandalkan potensi dan daya dalam skala apapun.


    Literasi:
    Shoelhi, Mohammad. 2009. Komunikasi Internasional : Perpektif Jurnalistik. Bandung: Simbiosa.






    [1] Sanders dan Kaid. 1977. Political Communication, Theory and Research: An Overview.
    [2] Lord Windlesham. What is Political Communication.
    [3] ibid.
    [4] Effendy, 1981:42
    [5] James E. Dougherti dalam Gavin Boyd dan Charles Penltand (1981:6)
    [6] Menurut Karl W. Deutsch dalam bukunya Analysis of International Relation (1989)
    [7] P.A. Reynolds sebagaimana dikutip J. Salusu (dalam Deddy Djamaluddin Malik dkk. 1993:66-68)
    [8] George N. Gordon, Ph.D., New York
    [9] Menurut Gamson. 1975. The Strategy of Social Protest. 110-129

    icon allbkg

    Tagged with:

    Next
    Posting Lebih Baru
    Previous
    Posting Lama

    Tidak ada komentar:

    Leave a Reply

Comments

The Visitors says